Israel Memutuskan untuk Lanjutkan Operasi, Warga Palestina Dievakuasi dari Rafah

GELORAKAN.COM, -- Kabinet Israel pada masa perang setuju untuk melanjutkan operasi di kota Rafah sementara Hamas mengumumkan persetujuan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza.

Warga Palestina Dievakuasi dari Rafah (foto : reuter)

“Kabinet masa perang dengan suara bulat memutuskan bahwa Israel akan terus beroperasi di Rafah untuk memberikan tekanan militer terhadap Hamas, sehingga menekan pembebasan sandera dan mencapai tujuan lainnya,” kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataannya pada 6 Mei.

Melansir dari vnexpress.net, Israel terus mengeluarkan peringatan yang meminta warga Palestina untuk mengevakuasi Rafah dan mengumumkan bahwa tentaranya sedang mempersiapkan rencana serangan darat. Seperti dikutip AFP mengatakan Israel menyerang Rafah pada akhir 6 Mei, hampir terus menerus selama 30 menit.

Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengatakan jet tempur negaranya menyerang “lebih dari 50 sasaran” di sekitar Rafah pada siang hari.

Baca Juga : Demontrasi Pro Palestina di Seluruh Perguruan Tinggi AS

Raja Yordania Abdullah II pada 6 Mei berdiskusi dengan Presiden AS Joe Biden, meminta AS turun tangan untuk mencegah Israel terus menyerang Rafah, dan memperingatkan bahwa ini bisa menjadi "pembantaian baru". Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi sementara itu menuduh Perdana Menteri Netanyahu membahayakan prospek gencatan senjata dengan menyerang Rafah.

Presiden AS Biden pada hari yang sama menegaskan kembali penentangannya terhadap Israel yang menyerang Rafah, dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut “salah”.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kemudian menambahkan bahwa Washington masih belum melihat “rencana kemanusiaan yang kredibel dan dapat diterapkan” di Rafah. “Kami yakin bahwa operasi di Rafah saat ini akan menambah penderitaan rakyat Palestina dan menambah korban jiwa warga sipil,” kata Miller.

Baca Juga : Hamas dan Otoritas Palestina Kecam Keras AS, yang Kembali Gunakan Veto Jegal Palestina Menjadi Anggota Penuh PBB

Seorang pejabat AS mengatakan negaranya prihatin dengan serangan terbaru Israel di Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza selatan, namun yakin itu bukan operasi militer skala besar.

Hamas telah mengumumkan penerimaannya terhadap proposal Qatar dan Mesir untuk gencatan senjata di Jalur Gaza, namun Israel mengatakan proposal tersebut tidak memenuhi persyaratan. Usulan tersebut mencakup ketentuan yang mengharuskan Israel menarik pasukannya dari Jalur Gaza, mengizinkan warga Palestina untuk kembali ke rumah, dan mengizinkan pertukaran tahanan Israel dan Palestina.

Konflik di Jalur Gaza pecah pada Oktober 2023 setelah Israel melancarkan operasi untuk membalas serangan Hamas yang menewaskan sedikitnya 1.139 orang. Otoritas kesehatan Jalur Gaza mengatakan konflik tersebut telah menyebabkan sedikitnya 34.735 orang tewas dan lebih dari 78.000 orang terluka.***

Sumber : vnexpress

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !