Untuk Menjadi Pemimpin, Yulianti: Lintasan Sejarah Perempuan

Untuk Menjadi Pemimpin, Yulianti: Lintasan Sejarah Perempuan


Cimahi, Gelorakan.com - Kemampuan untuk menjadi pemimpin, dalam lintasan sejarah perempuan juga punya kapasitas yang sama dengan laki-laki.

Banyak pemimpin perempuan yang telah mengambil peran untuk menjadi seorang pemimpin.

Kegiatan Ngobrol Santai ini yang langsung disiarkan di Radio Streaming LimaWaktu dengan tema, "Wonder Woman" bersama Yulianti Sofia Ermaya, bertempat Cimahi Maal Lantai 2, pada Senin (23/5/2023) malam.

Yulianti Sofia Ermaya mengatakan perempuan memiliki kesempatan yang sama, untuk menjadi "Wanita Single Mom" yang super power.

"Menjadi seorang pemimpin perempuan punya kesempatan yang sama, karena  perempuan itu punya potensi yang sama, dengan kaum laki-laki," kata Yulianti Sofia Ermaya yang juga Bakal Calon Anggota Dewan (BCAD) Daerah Pemilih (Dapil) 3 yaitu, Cibeureum, dan Melong dari Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Indonesia Kota Cimahi.

Untuk menggali potensi diri Yulianti menjelaskan, "Tidak hanya menjadi objek pembangunan, melainkan pula subjek pembangunan," kata Yulianti.

Menjadi seorang pemimpin itu bukan kodrat. Jadi siapapun perempuan bisa mempunyai kesempatan yang sama.

Melainkan berasal dari peran dan fungsi yang lahir dari konstruksi sosial yang dibuat oleh manusia itu sendiri.

"Bagaimana kita ikut dalam pembangunan ini, tetapi kalau kodrat itu dari Allah yaa tidak bisa diganggu gugat," jelas Yulianti.

Lebih jauh, perempuan perlu memiliki keberanian dan keterampilan memimpin yang memadai apalagi untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin.

"Kembangkan diri menjadi pribadi yang tangguh tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan serta tetap menjunjung tinggi harkat dan martabatnya," kata Yulianti.

Seorang perempuan sebenarnya telah menyempurnakan sebagian kualitas penting yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang sukses.

"Perempuan dibentuk menjadi pribadi yang pandai membangun hubungan, mendorong dan memotivasi orang lain untuk berhasil. Berkomunikasi dengan pemilihan kata yang hati-hati, serta menciptakan lingkungan yang nyaman atas dasar saling percaya," jelas Yulianti.

Ingin tampil sebagai pemimpin, seorang perempuan harus mengawalinya dengan kesadaran akan peran gandanya.

"Konsekuensi-konsekuensi yang mengikuti yaitu di sektor publik dan domestik seperti pembagian waktu dan peran yang seimbang untuk keluarga dan aktivitas di luar rumah," ucap Yulianti.

Seorang perempuan harus benar-benar mengenali diri sendiri dari sisi tuntutan kualitas. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, Yulianti menegaskan untuk selanjutnya mengembangkan potensinya secara optimal.

"Jadi perempuan itu bisa bermain didalam peran domestik dan publik. Domestik itu di dalam rumah, tetapi juga dalam peran publik. Apabila mereka mau bermain di dua peran ini ada double burden ada beban yang berat,” kata Yulianti.

Kendati demikian, Ia menegaskan, "Keterwakilan perempuan dalam politik dinilai penting untuk memperkuat partisipasi perempuan dan mendorong pengambilan keputusan berperspektif gender," pungkas Yulianti Sofia Ermaya yang juga Bakal Calon Anggota Dewan (BCAD) Daerah Pemilih (Dapil) 3 yaitu, Cibeureum, dan Melong dari Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Indonesia Kota Cimahi.

(Bd20)
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !