Ini Respons Ridwan Kamil soal Ledakan Kasus Baru COVID-19 di Jabar


Bandung, -- Kasus baru COVID-19 di Jawa Barat terus menanjak dalam sepekan terakhir ini. Pada penambahan update terakhir di laman Pusat Informasi dan Koordinasi Jawa Barat (Pikobar) pada Sabtu (26/9) pukul 13.30 WIB kasus di Jawa Barat bertambah 734 kasus. Penambahan kasus ini membuat angka kasus infeksi virus Corona di Jabar menembus angka 20.131.

Dikutip dalam laman detikcom, terjadi penambahan 804 kasus pada Jumat (24/9), kemudian 516 kasus pada Kamis (23/9), 575 kasus pada Rabu (22/9), 680 kasus pada Selasa (21/9) dan 427 kasus pada Senin (427 kasus) atau rata-rata 600 kasus perhari.

Mayoritas penambahan kasus ini berasal dari wilayah Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek). Bahkan, hampir 70 persen kasus yang berada di Jawa Barat berasal dari daerah penyangga ibukota Jakarta ini.

Menjawab ledakan kasus baru secara signifikan dalam sepekan terakhir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan sebenarnya setengah dari penambahan kasus yang tercatat tersebut telah terjadi pada bulan lalu. Namun, input laporan dari dinas terkait di masing-masing kota/kabupaten terlambat diberikan.

"Selama seminggu ini adalah laporan yang diinput terlambat oleh daerah-daerah kota/kabupaten yang terjadinya di bulan lalu, sehingga menganalisa terjadinya ledakan. Itu sedikit kurang akurat ya, bahwa per harinya, iya secara statistik memang diumumkan, tetapi sumbernya itu terjadinya ternyata lama," ujar Emil, sapaannya, Sabtu (26/9/2020).

Lain halnya dengan temuan klaster di Secapa AD yang diketahui sebanyak 956 orang. "Memang itu tinggi dan kita akui. Sekarang itu makanya mudah-mudahan dalam hitungan beberapa hari kami sudah tidak mendapati lagi kekeliruan-kekeliruan keterlambatan menginput data ke all new record, istilahnya di pemerintah," ujar Emil.

Menurut Emil, Jabar telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat dan hasilnya pun terbukti positif. "Pak Luhut sudah menjadikan Jawa Barat sebagai salah satu provinsi yang diberi atensi, dan hasilnya Dalam seminggu ada berita baik, yaitu tingkat kematian turun dari 2,4 persen ke 1,8 persen, yang sembuh naik dari 53 persen ke 59 persen," ujarnya.

"Jadi kalau ditanya koordinasi dengan Pak Luhut hasilnya apa? Ya kita bicara apa adanya. Tapi kalau fluktuatif, saya belum bisa menyimpulkan terjadi ledakan mungkin ya, yang ada peningkatan betul. Tapi pelaporan itu hampir setengahnya adalah dari laporan keterlambatan," tutur Emil menambahkan. [detik]

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !