Indonesia Swasembada Beras

Dok arsib: Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto sedang melakukan panen raya.



Gelorakan.com, - Pada tahun 1984, setelah sekian lama menjadi pengimpor beras terbesar di dunia, berkat usaha keras akhirnya Indonesia bisa berswasembada beras. Ini bukan saja membuat kita semua gembira, tetapi juga menarik perhatian dunia. FAO (Food and Agriculture Organization) organisasi pangan dan pertanian PBB, dalam memperingati ulang tahunnya yang ke 40, mengundang Presiden Soeharto untuk berbicara di depan forum yang dihadiri oleh banyak tokoh dunia dan para ahli untuk menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh Indonesia sehingga bisa berdiri sendiri dalam soal bahan pokok.


Diantara negara-negara berkembang, Indonesia terpilih untuk menjelaskan pengalamannya. Dari negara maju, Presiden Perancis, Francois Mitterrand, terpilih untuk memaparkan pandangannya.


Jika dalam tahun 1969 produksi beras kita hanya mencapai 12,2 juta ton, maka pada tahun 1984 kita mencapai lebih dari 25,8 juta ton. 


Di depan sidang itu, Presiden Soeharto menyatakan, bahwa sebagai ungkapan rasa syukur kita, dan sebagai ungkapan simpati para petani Indonesia kepada sesama petani yang sedang bergumul dalam perjuangan memperbaiki nasib, maka para petani Indonesia secara gotong royong dan suka rela berhasil mengumpulkan gabah sebanyak 100.000 ton, yang akan diserahkan kepada FAO, untuk selanjutnya diteruskan kepada saudara-saudara petani yang mengalami kelaparan di berbagai kawasan, khususnya benua Afrika.


Di bulan Juli 1986 Dirjen FAO Edouard Saouma, datang ke Jakarta untuk menyerahkan medali FOA kepada Presiden Soeharto sebagai lambang perkembangan pertanian Internasional.


Medali emas FAO, satu berukuran kecil dan satunya berukuran lebih besar, berukiran timbul wajah Presiden Soeharto dengan tulisan 'President Soeharto-Indonesia' dan pada sisi lainnya bergambar seorang petani yang sedang menanam padi dengan tulisan 'From Rice Importer to Self-Sufficiency'. 


Medali itu dikeluarkan sebagai penghargaan untuk memperingati keberhasilan Indonesia di bidang pertanian, khususnya dalam mencapai swasembada pangan.


Medali itu dicetak pada tahap pertama dalam jumlah yang cukup banyak dari emas, perak dan perunggu. Pada percetakan berikutnya, medali-medali itu akan dijual dan hasilnya akan dipergunakan untuk membantu negara-negara yang kelaparan, serta untuk membiayai aktivitas FAO dan negara-negara yang memerlukan bantuan FAO.


Sumber:
SOEHARTO
Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. G. Dwipayana. Ramadhan. KH.


#IndonesiaCerdas 🇮🇩💯
#IndonesiaGemarMembaca
#UntukIndonesiaYangLebihBaik
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !