Foto bersama anggota Komunitas motor Mooraker Kota Cimahi, usai kegiatan buka bersama puasa Ramadan 1442H, di kawasan area The EDGE, jalan Baros Kota Cimahi. |
CIMAHI, NYARINK.COM – Bukan lagi zamannya ugal-ugalan dijalanan. Apalagi melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Stigma negatif yang kadung disematkan terhadap sebuah organisasi atau kelompok itu kini harus dikikis.
Adalah Moonraker, salah satu kelompok motor terbesar yang ada di Indonesia. Mereka kini mulai berbenah. Bukan hanya demi sebuah nama baik, namun komunitas motor tersebut ternyata punya keinginan untuk sebuah kemajuan daerah.
Sekretaris Jenderal Moonraker, Nugroho Dwi Laksono, langkah awal yang telah dilakukan yakni membenahi struktur organisasi, sekaligus menyamakan visi dan misi dari pihak internal.
“Terkait kondusifitas daerah, kami rutin melakukan koordinasi baik dengan TNI Polri serta aparat kewilayahan termasuk pihak pemerintah,” kata Dwi, usai pelaksanaan kegiatan buka bersama puasa Ramadan 1442 H. The Edge, jalan Baros, Kota Cimahi. Sabtu (01/5/21).
Menyikapi aksi kekerasan jalanan yang terjadi antar kelompok motor dimanapun, Dwi, yang juga koordinator pelaksana kegiatan bukber menyebutkan, ada beberapa faktor yang jadi pemicu terjadi gesekan di lapangan. Itu diantaranya lantaran banyaknya jumlah anggota dari masing-masing kelompok, sehingga sulit terkontrol. Itu diperparah juga oleh ulah oknum yang provokativ, sehingga berujung salah paham.
Nugroho Dwi Laksono (tengah) |
“Sebetulnya aksi kekerasan itu bisa dihindari. Salah satunya membentuk struktur organisasi yang baik, serta koordinasi yang ditingkatkan,” ungkapnya.
Sejauh ini, jumlah anggota atau kader Moonraker khususnya di Kota Cimahi mencapai 5000 orang. Menurutnya, dengan jumlah anggota sebanyak itu, masing-masing individu memiliki potensi misalnya, di bidang automotif hingga siap dalam mengerjakan konstruksi bangunan.
“Intinya dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten, maka daerah pun akan populis. Kami berharap untuk memaksimalkan potensi SDM, pihak terkait mau mengamalkan ilmunya dengan memberikan sebuah pelatihan kerja. Sebab dari pelatihan itu akan muncul potensi yang bisa dikembangkan sekaligus diperbantukan untuk memajukan daerah,” tuturnya.
Adanya potensi yang bisa digali dari sebuah komunitas ini, pihak pemerintah pun bersedia membantu melalui program yang ada.
Kepala Kesbangpol Kota Cimahi, Mardi Santoso mengatakan, keberadaan komunitas atau kelompok yang dinilai urakan tidak selamanya seperti itu.
“Seperti yang dilakukan oleh Moonraker sekarang perlu didukung. Sekarang mereka terus berupaya merubah paradigma di masyarakat dengan melakukan sejumlah kegiatan positif,” kata Mardi.
Menurutnya, bukan hal mudah dalam merubah paradigma, perlu gerakan yang meyakinkan dari kelompok itu sendiri. Baik dari para petinggi hingga anggotanya. Namun itu saja belum cukup, masyarakat pun harus mau menerima keberadaan para anggota kelompok khususnnya.
“Sejauh ini koordinasi pemerintah dengan Moonraker berkesinambungan. Terkait melaksanakan pelatihan kerja atau lainnya, nanti akan disiapkan programnya,” ujarnya. (Ink21)