PWOIN Harus Punya Andil, Sebelum Ideologi Pancasila Terkikis

nyarink.com

Nyarink.com, Jakarta - Merasa pendidikan  tentang ideologi pancasila sudah berkurang, Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara (PWOIN), Feri Rusdianto, mengajak insan pers khususnya anggota PWOIN untuk berperan aktif memberikan pemahaman terkait nilai-nilai ideologi pancasila itu sendiri.

"Sejauh ini, nilai-nilai pancasila sebagai ideologi bangsa seakan mulai terkikis. Kita sebagai insan pers harus punya andil memberikan pemahaman kepada masyarakat." Ajak Feri, kepada Ketua PWO Kalteng, Muhamad Sidik. Melalui telepon seluler, Jumat (13/11/20).

Dikatakan Feri, untuk membangun kembali rasa cinta Pancasila di hati masyarakat, diperlukan sebuah revolusi mental kepada semua komponen bangsa.

Seiring dengan itu, untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia yang memiliki itegritas tinggi dan lebih mengerti tentang Adat istiadat dalam suatu daerah tertentu dimana dia tinggal.

Dijelaskannya, Gagasan revolusi mental pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956.

"Pada saat itu, Bung Karno sangat prihatin dengan mental bangsa yang masih ‘mandeg’. Seyogyanya, kemerdekaan bukan hanya sekedar memerdekakan negara tetapi juga merevolusi cara berpikir masyarakat agar makna dari kemerdekaan yang sesungguhnya dapat tercapai dengan baik." Terangnya.

Untuk membangun suatu negara, lanjutnya, atau daerah sesungguhnya bukan hanya sekedar membangun fisik yang bersifat material, namun juga membangun jiwa bangsa.

"Ide untuk melakukan gerakan revolusi mental ini yang akan dikembangkan oleh Insan Pers PWOINusantara, agar Indonesia lebih maju dalam segala hal." Imbuhnya.

Menurutnya, dalam praktek kehidupan sehari-hari, revolusi mental harus mampu diwujudkan dengan menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, memiliki semangat gotong royong, dan memiliki mental yang tangguh.

"Pengurus dan anggota pers PWOINusantara harus bisa bersama-sama menggerakkan revolusi mental, mulai dari pemerintah Pusat hingga pelosok daerah dan Lembaga." Tandasnya.

Diakhir perbincangannya, dia mengharapkan kepada seluruh pengurus se Nusantara agar memahami enam kegiatan prioritas, yakni revolusi mental dalam sistem pendidikan, dalam tata kelola pemerintahan, sistem sosial untuk memperkuat ketahanan, kualitas dan peran keluarga dan masyarakat, penguatan pusat-pusat perubahan gerakan revolusi mental, pembangunan dan pembudayaan sistem ekonomi kerakyatan berlandaskan pancasila, dan Pembinaan ideologi Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, wawasan kebangsaan, dan bela negara.

"Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi berbagai permasalahan yakni merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional." Punkas dia. [Adm/Ink]

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !